Kayanya merasa Tuhan tidak adil padanya. Sejak kecil, nasibnya tidak seberuntung teman-temannya. Bahkan, ia patah hati pada seorang pria bernama Zelando. Ia mengira dengan mengubah masa lalu akan membuat masa depannya menjadi lebih baik. Perubuahan kecil yang dilakukannya telah berdampak ke masa depannya, dan masa depan orang-orang yang dicintainya. Masa lalu yang seharusnya berjalan sesuai garis, kini telah melenceng dan membuat masa depan menjadi berantakan.