Miftah, pria berusia hampir kepala tiga itu menjalani keseharian sebagai musisi yang kerap manggung dari kafe ke kafe. Sampai suatu waktu, dia harus menetap di sebuah kafe milik Pak Joni bukan lagi sebagai musisi, melainkan mengajar ngaji. Di sana orang-orang memanggilnya dengan sebutan Ustaz, meskipun Miftah selalu menolak menyebut dirinya Ustaz.