Buku ini merupakan karya sastra pertama yang berani mengangkat "horor" pendudukan militer di Timor Timur. Ketika pemerintah membungkam media massa untuk mengangkat kasus di Dilli tersebut, buku ini tampil sebagai karya kritis yang mampu lolos dari sensor pemerintah. Bermain antara berita dan cerita, novel ini menghadirkan apa yang saat itu tabu untuk dibicarakan.