Aku ketemu Damar di acara ospek kampus. Kesan pertama Damar di mataku nggak buruk, tapi nggak bagus-bagus banget juga sih. Dia bukan sosok cowok yang bisa menarik perhatianku begitu saja. Tapi dia punya cara sendiri supaya mataku meliriknya, dan diam-diam mulai memperhatikannya. Apa ya…? Hem, mungkin karena sikap datarnya itu lho, yang entah kenapa malah bisa membuatku nyaman. Waktu ospek itu Damar cuma ngasih kantong keresek pas aku nyaris mau muntah karena dipaksa terus makan sama panitia ospek.