Ihya' 'Ulumiddin : Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama : Jilid 2: Rahasia Ibadah

Al-Ghazali, Al-Imam (Pengarang) ; Ibnu Ibrahim Ba'adillah (Penerjemah) ; Penyunting ; Muh. Iqbal Santosa (Penyunting)

Agama Islam

Edisi Cetakan Pertama

Penerbit Jakarta : Republik Penerbit, 2011

Deskripsi Fisik viii, 349 Halaman ; 17 x 24 cm.

ISBN 978-602-899-760-9

Subjek Agama Islam

Bahasa Indonesia

Call Number R/297.5 ALG i

Tersedia di:

Perpustakaan Jakarta - Cikini

Baca di tempat: 4

Perpustakaan Jakarta Utara - Koja

Dapat dipinjam: 1 | Baca di tempat: 1

Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek

Dapat dipinjam: 6

Deskripsi

“Jika semua kitab Islam hilang, dan yang tersisa hanya Ihya ‘Ulumiddin, ia dapat mencukupi semua kitab yang hilang tersebut” —–Imam Nawawi, Ulama dan penulis kitab Riyad Al-Shalihin Boleh jadi jalan yang kita lalui sekarang ini jauh dari tujuan. Ibarat panggang jauh dari api. Maksud hati merengkuh kebahagiaan, justru kepedihan dan kesusahan yang diraih. Hal ini sangat mungkin terjadi, bila usaha dan gerak langkah yang kita lakukan menyimpang dari ajaran Islam. Ihya ‘Ulumiddin akan memandu Anda menemukan jalan yang benar sesuai dengan petunjuk dan teladan Rasulullah Saw. Karya magnum opus Al-Ghazali ini menguraikan dengan sangat detail dan menyeluruh seluruh ajaran Islam, mulai dari keyakinan, amaliah ibadah, hingga akhlak berdasar pada sumber yang otentik; Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Proses manusia mencari kebahagian tidak akan pernah berhenti, bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Oleh karena itu, kami hadirkan Ihya yang lengkap sebagai panduan Anda menemuka apa yang dicari. Panduan yang benar akan menuntun Anda pada jalan yang benar, sehingga Anda pun sampai pada tujuan yang diinginkan. Insya Allah. Buku kedua dari sembilan jilid edisi Indonesia Ihya ‘Ulumiddin ini menguraikan tentang rahasia dan keutamaan ibadah. Ada tujuh ibadah yang diuraikan; yaitu bersuci, shalat, puasa, zakat, haji, doa dan zikir, serta amalan-amalan di malam hari. Masing-masing ibadah dijelaskan oleh al-Ghazali dari dua sisi; sisi lahir—yang lebih dikenal sebagai wilayah fikih— dan sisi batin—yang lebih dikenal sebagai wilayah tasawuf.