Sejauh mana kita mengenal Tuhan, Sang-Muara segala ibadah? Bagaimana mungkin kita mendekatkan diri kepada Allah—apalagi mencintai-Nya—tanpa mengenal-Nya? Buku ini secara gemilang menunjukkan bahwa nama-nama terindah Allah tidak saja menjadi titik masuk (entry point) untuk mengenal Allah, tapi juga untuk menghampirinya-Nya, bahkan untuk meneladani sifat-sifat-Nya (takhalluq bi akhlâq Allâh). Sebab, asmaul husna memang bukan keberadaan-Nya, karena Dia tetap berhakikat tak terperikan. Asmaul husna merupakan pengenalan sifat-sifat-Nya dalam bahasa kemanusiaan. Dan, itu diturunkan agar Dia dijadikan panutan dalam pengembangan potensi-potensi baik dalam diri manusia.