Last Lecture :  Pesan Pengidap Kanker Ganas Yang Mencuri Perhatian Dunia

Last Lecture : Pesan Pengidap Kanker Ganas Yang Mencuri Perhatian Dunia

Meda Satrio ; Mehdy Zidane

PERJALANAN
Detil Buku
Edisi cet 5
Penerbit Jakarta : Ufuk Press, 2009
Deskripsi Fisik viii + 305 halaman : Ilustrasi ; 17 cm
ISBN 979-1238-97-7
Subjek PERJALANAN
Bahasa Indonesia
Call Number 920 PAU l
Deskripsi
Kamis kemarin, saya iseng pergi ke gramedia, niat hati sih mau beli Rolling Stone ama M2 edisi terbaru, sekalian cuci mata liat2 buku baru. Cara diet menurut golongan darah. Gak menarik… The secret bla bla bla. Kebanyakan rahasia, males ah… The last lecture, pesan terakhir pengidap kanker ganas yang mencuri perhatian dunia. Buku apa? Kaya pernah tau bapak ini… Sepertinya menarik, tergeraklah saya untuk mengambil buku ini, kebetulan ada satu buku yang terbuka bungkusnya lalu saya baca kata pengantarnya dan langsung jatuh hati dengan buku ini. Baru saya ingat, Randy Pausch yang notabene profesor sempat saya tonton di Oprah, tapi sekilas aja. Saat saya mulai membuka buku ini, saya tidak bisa meletakkannya. “Jika kita harus mati besok, apa yang kita inginkan sebagai pusaka kita” Bab pertama yang mengisahkan masa kecil Randy yang menurut saya luar biasa. Keluarga yang mengedepankan arti pendidikan dan tidak menanamkan budaya konsumtif, bandingkan dengan jaman sekarang. Baru kali ini saya tahu, keluarga yang tiap malam membuka kamus dan membiarkan anak-anak menggambari dinding kamarnya. Orang tua Randy selalu berhemat, tidak seperti banyak keluarga pada umumnya, mereka tidak pernah membeli sesuatu untuk membuat orang lain terkesan, tapi mereka dengan gembira membeli seri World Book. Sepertinya alm.Randy menerapkan teori the secret jauh hari bahkan jauh tahun dari buku itu dibuat. Ia mengajarkan saya bagaimana kita harus hidup dalam mimpi, dengan segala iman, keyakinan dan kerja keras, mimpi bisa menjadi nyata. Impiannya melayang di udara, bermain di liga sepakbola nasional, menulis artikel Ensiklopedi World Book, menjadi kapten Kirk dan perekayasa dalam Walt Disney hampir semua menjadi nyata. Wow… Amazing… Suatu kali, Randy menjemput 2 ponakannya yang berumur 7 dan 9 tahun dengan mobil anyarnya. “Hati-hati ya, di mobil paman Randy, seka kaki kalian sebelum naik dan jangan buat kotor”, pesan sang mama. Sementara sang kakak membeberkan aturan, Randy dengan tenang dan perlahan membuka sekaleng soda, membalik kaleng itu dan menuangkan isinya ke tempat duduk belakang. *Gila, pikir saya* Pesan Randy, manusia lebih penting daripada benda. Mobil, bahkan yang masih murni dan indah hanyalah benda. Hal yang dasar banget dan lucunya kadang saya lupa dengan ini, bolak balik marah kalau adik saya mengacaukan kamar atau melecekkan buku baru saya. Itu baru buku, bukan mobil lho mia…. Hal lain yang membuat saya tertohok waktu membaca buku ini, disebutkan terlalu banyak orang yang menjalani hidup sambil berkeluh kesah tentang masalah yang mereka hadapi. Saya selalu yakin bahwa jika kita ambil sepersepuluh energi yang kita curahkan untuk mengeluh lalu kita gunakan untuk memecahkan masalah, kita akan terkejut melihat betapa lancarnya segala sesuatu berjalan. Setiap waktu yang kita butuhkan untuk merengek tidak mungkin membantu kita mencapai tujuan. Juga tidak akan membuat kita lebih bahagia. Saya ini termasuk orang yang dengan mudahnya mengeluh dan tidak selalu bisa berpikiran optimis. Mungkin dibanding Randy saya sekelingkingnya pun tidak ada dan dia masih bisa menikmati hidup dengan optimis. Bab terakhir mengisahkan tentang kuliah Randy yang diakhiri dengan adegan Jai (istrinya) dan Randy berpelukan, selagi berdekapan, Jai berbisik, “Please, don’t die” Oh My God, can’t help my self, saya menangis. Tepatnya menangis tersedu2. Saya menangis waktu membaca Cheerz to Life, Tuesdays with Morrie dan Ways to Live Forever yang notabene kesemua buku itu berkisah tentang hidup yang sangat dekat dengan yang namanya kematian, tapi saat saya membaca buku The Last Lecture ini saya tangisan saya yang paling dahsyat sepertinya ;) Pagi tadi saya membuka websitenya, thelastlecture.com dan ternyata tanggal 25 Juli 2008 beliau telah mengakhiri pertandingan dengan baik. Rest in Peace, Randy… Saya percaya banyak manusia yang diubahkan dengan membaca ataupun menonton kisah hidupnya. God bless you and your family.
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek Dapat dipinjam: 2