Sultan Hamengku Buwono IX almarhum salah seorang tokoh utama pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia sekaligus sosok istimewa dalam pandangan masyarakat Jawa. Tahun ini tepat seratus tahun kelahiran Sri Sultan, yang dilahirkan pada 12 April 1912.
Buku ini disusun dalam rangka menemukan kembali jejak
dan teladan Sultan Hamengku Buwono IX dalam perjalanan
untuk bisa meng-Indonesia. Berisi catatan kesaksian sejumlah tokoh nasional, rekan, sahabat, dan kerabat yang pernah mengenal langsung almarhum. Mereka antara lain, Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. J.B. Sumarlin, Dr. Azwar Anas, Dr. Ir. Hartarto, Joop Ave, Laksamana (Purn.) Muhtaryono, R. Sudomo Sunaryo, Letnan Jenderal (Purn.) Moetojib, Jakob Oetama, dan St. Sularto.
Buku ini pun mengungkap latar belakang sejumlah keputusan politik yang pernah dibuat Sri Sultan HB IX: Mengapa Sultan langsung menyatakan Yogyakarta bagian dari Republik begitu Indonesia diproklamasikan? Apa alasan Sultan menyediakan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Perjuangan bagi Pemerintah Republik yang sedang terusir dari Jakarta? Mengapa Sultan bersedia menampung ribuan mahasiswa dari seluruh penjuru Tanah Air dan dengan sengaja membuka tembok Keraton Yogyakarta agar kegiatan Universitas Gadjah Mada bisa berjalan? Dan, apa yang sebenarnya terjadi dalam Serangan Umum, 1 Maret 1949?