Tradisi Lisan sebagai Sejarah
Astrid Reza
Tersedia di:
Deskripsi
Menurut Francis West dari Australian National University, paling tidak ada tiga hal penting yang dilakukan oleh Jan Vansina dalam buku ini. Pertama, mendifinisikan dan mengkategorikan bukti lisan sebagai sumber sejarah, sekaligus memberikan cara agar dapat digunakan untuk menulis sejarah. Kedua, membahas hubungan praktis antara ilmu sejarah, antropologi sosial dan ilmu-ilmu relevan lainnya yang bermanfaat untuk mengumpulkan testemoni lisan. Ketiga, menyiapkan justifikasi teoretis atas koleksi dan penggunaan bukti-bukti lisan dalam penulisan sejarah. Tiga hal inilah yang kemudian menempatkan karya ini, dinobatkan sebagai buku pertama yang melakukan kajian secara sistematis terhadap persoalan seputar penulisan sejarah masyarakat yang berada di luar tradisi tertulis. Buku ini ditulis dengan baik dan elegan sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dipahami, yang disertai dengan referensi yang luas dan catatan yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu buku ini dianggap mampu memberi kontribusi yang penting dalam memahami sifat universal dari tradisi lisan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ingatan manusia. Sejauh mana perspektif historiografis Jan Vansina ini dapat diaplikasikan untuk menjelaskan dan bermanfaat bagi historiografi Indonesia? Buku ini seharusnya menyadarkan kita semua, bahwa sudah saatnya para sejarawan Indonesia mampu mengembangkan metodologi dan sentrisme historiografis yang memberi kesempatan kepada mereka yang selama ini terabaikan untuk menjadi bagian dari narasi besar sejarah Indonesia. Dapat dipastikan bahwa buku ini akan menjadi jalan masuk yang sangat penting dan mampu memberi banyak manfaat bagi perkembangan historiografi Indonesia di masa mendatang.