Inilah gaya ungkap kahs AD Donggo, pengarang buku kumpulan cerpen ini, tentang sisi lain pasca-perstiwa pergantian kekuasaan di paruh kedua 1960-an. Humanis dan subtil. Sebagai orang yang ikut di-"sisih"-kan hanya lantaran mempunya pandangan politik berbeda, dia mencoba tampil lewat semacam bocoran biografinya dalam berbagai bentuk cerita rekaan yang terangkum dalam buku ini. Meski ini hanya karya fiksi, namun bagi siapa pun yang ingin secara utuh mendalami pweristiwa pergantian kekausaan--yang kemudian menempatkan Orde Baru di tampuk pemerintahan--di neeri ini rasanya belum cukup bila belum memiliki buku ini.