Jerusalem 33 : Imperium Romanum, Kota Para nabi, dari Tragedi di Tanah Suci
-
Tersedia di:
Deskripsi
Imperium Romanum atau Kekaisaran Romawi mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Kaisar Agustus (21 SM - 14 M). Itulah masa di mana segenap warganya menikmati hidup yang sejahtera, aman, dan damai. Kaisar Agustus, karenanya, sering disebut-sebut sebagai "Pangeran Perdamaian". Namun, kedamaian ternyata tak pernah sampai di Jerusalem, yang waktu itu jadi bagian daerah taklukan Romawi di Timur Tengah. Di sana, para penguasa Roma memerintah dengan otoriter, bahkan kejam. Tak sedikit pun rasa damai di kota para nabi itu. Bagi warga Jerusalem, perjalanan sejarah bersama Imperium Romanum justru meninggalakan luka yang dalam, terutama setelah peristiwa konspirasi triumvirat Pontius Pilatus, Raja Herodes Antipas, serta Imam Agung Hanas dan Kayafas, yang berujung pada penyaliban Nabi Isa, Yesus. Buku ini secara khusus mengupas tentang Jerusalem pada tahun 33, termasuk peristiwa-peristiwa historis lain yang terjadi waktu itu. Juga tentang tokoh-tokoh lain yang ikut terlibat dalam persekongkolan keji itu. Dalam karyanya ini, Trias Kuncahyono, penulis buku laris Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir menggali lebih dalam sejarah Tanah Kanaan yang kini disebut Palestina, sejarah yang dimulai sejak Nabi Ibrahim (Abraham) meninggalkan kampung halaman di Mesopotamia untuk memenuhi panggilan Tuhan pergi ke tanah yang dijanjikan; sampai ke sejarah konflik Israel-Palestina tang tak kunjung usai hingga hari ini.