Dari fitnah ke fitnah yang dialami oleh Faiq El-Farisy sejak kecil menyebabkan ia tidak merasakan kebahagiaan hidup di tengah-tengah keluarganya. Ia juga merasa tidak dianggap layaknya sebagai seorang anak oleh orangtuanya. Ia merasa bukan anak kandung orangtuanya, karena dalam pemenuhan keperluan hari-hari dan sekolahnya pun ia merasa tak mendapatkan sentuhan perhatian sedikitpun dari mereka. Bahkan terkesan sangat dibeda-bedakan dengan saudaranya. Pada akhirnya ia diusir dan pergi ke Jakarta, menemui takdir yang menunggunya