Rumpa'na Bone : runtuhnya kerjaan Bone
Andi Makmur Makka (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
Kisah dalam Novel ini terjadi ketika Belanda menyerang Kerajaan Bone di bawah pemerintahan Raja Bone ke-31, Lapawawoi Karaeng Sigeri, tahun 1904-1905. Untuk menyerang kerajaan Bone, Belanda mengerahkan 1.332 personel militer, 575 personel non-tempur, tujuh kapal perang, 316 ekor kuda, dan berton-ton mesiu. RUMPA'NA BONE atau Runtuhnya Kerajaan Bone, walaupun fiktif, dirangkai dengan fakta-fakta sejarah. Ribuan pasukan tewas dari kedua belah pihak dalam pertempuran massal di Pantai Bajoe'. Ini membuktikan nilai-nilai patriotisme rakyat Bugis-Makassar saat melawan penguasa Eropa. Dalam karya fiksi ini, kita dapat menemukan kearifan lokal dalam adat-istiadat rakyat Bugis-Makassar yang menjadi jati diri dari etnis itu sampai sekarang. Demikian pula nilai-nilai kemanusiaan dalam perang yang menyentuh dan mengharukan. Semangat kebebasan dan jiwa merdeka orang Bugis-Makassar termanifestasi sat melawan kolonialisme. Kecintaan pada kebebasan ini pula yang terlihat dalam semangat pantang menyerah rakyat Sulawesi Selatan pada perang kemerdekaan menegakkan NKRI. Novel sejarah dengan latar belakang etnis Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, seperti yang kita baca dalam novel ini, masih langka di Indonesia.