328 para battalion :  The untold stories of indonesian legendary paratroopers setia, perkasa, dan rendah hati

328 para battalion : The untold stories of indonesian legendary paratroopers setia, perkasa, dan rendah hati

Ade kurniawan (Pengarang)

PERTEMPURAN
Detil Buku
Edisi cetakan pertama
Penerbit Jakarta : Elex Media Komputindo, 2015
Deskripsi Fisik xiv, 215 halaman : Ilustrasi ; 23 cm
ISBN 9786020263557
Subjek PERTEMPURAN
Bahasa Indonesia
Call Number 355.00092 ADE t ; KC/355.00092 ADE t
Deskripsi
“Yonif Linud 328 itu menjadi salah satu mutiara dalam organisasi TNI pada umumnya dan TNI AD pada khususnya, karena prestasi-prestasi yang ditorehkannya dan keberhasilannya dalam setiap melaksanakan tugas negara. Kelahirannya di tengah-tengah negara menghadapi berbagai cobaan, yaitu adanya kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI, sehingga sebagai satuan tempur harus ikut menjaga keutuhannya. Dalam menjalankan tugas operasinya ia selalu bersinar, baik di Dalam Negeri seperti pemberantasan DI/TII, PRRI/Permesta, pembebasan Irian Barat, Operasi Seroja, Operasi semasa DOM Aceh maupun melaksanakan tugas operasi menjaga perdamaian dunia di bawah bendera PBB di Lebanon.” -- Letjen TNI M. Munir, WAKASAD “Pemimpin boleh berganti, namun semangat prajurit 328 tetap setia, perkasa dan rendah hati. Penugasan pun silih berganti, mulai dari ke luar negeri sampai ke ujung negeri, kita terus diadu untuk bertarung, tetapi kita tetap berani, cerdas dan profesional.” -- Letkol Inf (Pur) Supar Prasetyo (Danyon 328 periode 1985-1987) “Pada tahun 1978 ketika terjadi pertempuran sengit di Matabean-Timtim, Tuhan belum menginginkan saya mati. Pengalaman pahit yang tak terlupakan adalah perintah saya tak digubris para anggota. Saya bersama Dr. Mardjo dan Jamil sedang merebut ketinggian musuh. Dalam situasi musuh terus menembaki, saya memberi perintah maju tetapi tak digubris. Saya terpaksa mundur juga. Ternyata Tuhan masih melindungi saya.” -- Jenderal TNI (Pur) Agustadi Sasongko Purnomo (Kepala Staf TNI AD 2007-2009) “Tetaplah menjadi prajurit yang profesional, dekat dengan rakyat, berjuang dalam keterbatasan, berlatih keras, rendah hati dan berjiwa kesatria, teguh dalam 5 sumpah prajurit, menyayangi keluarga sebagai pendukung sejati dan mengikuti perkembangan zaman.” -- Ny. Bambang Soembodo (istri Danyon 328 periode 1977-1980) “Ada anggapan, seolah-olah Batalyon Infanteri Linud 328 mau dijadikan pesantren namun setelah ditanyakan kepada para prajurit, ternyata tidak ada yang menyesal melakukan kegiatan keagamaan setiap malam Jum’at di Kesatrian Yon Linud 328. Batalyon Infanteri Linud 328 selain dikenal sebagai satuan yang secara fi sik haus prestasi dan pemberani, ia juga mengutamakan mental spiritual."
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek Dapat dipinjam: 2