Sabil : prahara di bumi rencong
; Hermawan Aksan
Tersedia di:
Deskripsi
Kita wajib berperang dengan gagah berani sampai kita menang dan penjajah angkat kaki dari tanah kita, atau sampai kita meraih syahid dalam Perang Sabil yang suci ini.” Kedamaian Kesultanan Aceh, Negeri Serambi Makkah terkoyak ketika Inggris dan Belanda mempertukarkan tanah yang bukan hak mereka dan semena-mena menginjak bumi Aceh. Rakyat Aceh pun bangkit melawan, dipimpin Teuku Nanta Seutia, Uleebalang Enam Mukim, bangsawan Aceh yang sangat dicintai rakyat karena adil dan bijaksana. Teuku Nanta Seutia tak segan-segan menentang kebijakan Sultan yang dirasa kurang adil, bahkan juga menumpas penguasa mukim yang zalim, demi Aceh yang makmur dan damai. Saat bumi Aceh bergolak, jiwa kepahlawanan Teuku Nanta Seutia laksana pelita pelita menerangi perjuangan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda. Perjuangan panjang berlumurkan darah dan air mata. Perang Sabil yang meretas jalan bagi perjuangan lebih besar dan heroik oleh seorang pahlawan wanita legendaris, putri Teuku Nanta Seutia, Cut Nyak Dien.