Perjalanan Salma hengkang dari kampungnya di Levant menuju Inggris—melewati biara di Lebanon, singgah di pusat penahanan Inggris, mukim di markas Quaker di Branscombe, mondok di asrama pencari suaka di Exeter—hingga kembali lagi ke desanya sarat dengan ketakutan dan keterasingan, juga kelucuan. Pengembaraan itu dilukiskan Fadia Faqir bagai kehidupan orang buangan yang tak menentu dan penuh ketersiksaan. Menariknya, Faqir juga merekam perjumpaan lintas kultural yang memantul dari pengalaman Salma di pengasingan.