JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Sisi Lain Diponegoro :  Babad Kedung Kebo dan Historigrafi Perang Jawa

Sisi Lain Diponegoro : Babad Kedung Kebo dan Historigrafi Perang Jawa

Carey, Peter (Pengarang) ; Candra Gautama (Penyunting)

Edisi Cetakan Kedua
Penerbit Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2018
Deskripsi Fisik xxii + 277 Halaman : ilustrasi berwarna ; 13.5 x 20 cm.
ISBN 9786024246808
Subjek Sejarah / Sejarah Indonesia
Bahasa Indonesia
Call Number 900.598 CAR s ; 959.8022 CAR s ; 959.8 CAR s

Tersedia di:

Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Dapat dipinjam: 4

Deskripsi

PERANG JAWA (1825-30) adalah suatu “tsunami” dalam sejarah Indonesia modern yang menghancurkan tatanan lama Jawa dan melahirkan sebuah pemerintah kolonial baru, Hindia Belanda (1818-1942). Perang total ini juga menjadi pemicu lahirnya historiografi baru. Untuk pertama kali dalam sastra Jawa modern muncul sebuah otobiografi —Babad Diponegoro (1832)—yang ditulis Pangeran Diponegoro (1785-1855) dalam pengasingan di Manado. Isu legitimasi kekuasaan menjadi hal yang diperdebatkan dengan seru. Apakah sang Pangeran murni memperjuangkan kebenaran sebagai Ratu Adil atau sebenarnya dimakan kepongahan kekuasaaan alias pamrih? Bagi musuh bebuyutan Diponegoro di Bagelen, Raden Adipati Cokronegoro I, bupati perdana Purworejo pascaperang (men jabat 1831-1856), jawaban sudah jelas: Diponegoro seorang yang hebat tapi memiliki kelemahan fatal: ambisi dan keangkuhan. Dalam naskah yang ditulis Cokronegoro dengan bantuan mantan panglima Diponegoro di Bagelen, Basah Pengalasan, Babad Kedung Kebo (1843), Cokronegoro se perti menjawab otobiografi sang Pangeran. Versi sejarah Perang Jawa ini mem be nar kan pilihan Cokronegoro untuk memihak kepada Belanda. Kekua saan kolonial baru yang bercokol telah menjadi masa depan bangsa dan belum saatnya untuk meng usir kaum penjajah. Maka mengharapkan muncul seorang Juru Selamat alias Ratu Adil amat terlalu dini. Buku ini, yang didasarkan pada dua tulisan kunci pakar Perang Jawa, Peter Carey, pada pertengahan 1970-an, tentang Babad Kedung Kebo dan historiografi Jawa, merupakan pengantar inspiratif untuk sejarawan. Buku ini mengajak kita untuk mengerti bahwa sejarah Jawa pada awal abad ke-19 sangat beraneka ragam dan historiografi lokal sangat kaya. Tulisan Cokronegoro juga memperingatkan kita bahwa tidak ada satu versi sejarah yang benar. Babad Kedung Kebo menjadi salah satu bahan yang mengukir dunia Jawa.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!

Buku Rekomendasi Lainnya