bibliografi : halaman 173-176 ; Perilaku merokok yang merupakan salah satu faktor risiko
utama kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) dan
kematian dini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Rokok
diestimasi menjadi penyebab kematian sebanyak 225.720 jiwa
setiap tahunnya atau sama dengan 14,7% dari angka kematian
di Indonesia. Saat ini, jumlah perokok di Indonesia mencapai
lebih dari 60 juta jiwa dan menempati posisi kedua sebagai
negara dengan prevalensi merokok laki-laki tertinggi di dunia.
Mengimplementasikan FCTC merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk dapat menurunkan prevalensi dan
konsumsi tembakau di Indonesia.
Secara umum, berbagai negara di dunia yang mengimplementasikan rekomendasi kebijakan dalam kerangka FCTC dapat
secara konsisten menurunkan prevalensi merokok di negara
mereka masing-masing. Namun demikian, implementasi FCTC
masih menimbulkan perdebatan karena penurunan prevalensi
KATA PENGANTAR
xvi
merokok yang menurunkan permintaan rokok akan menurunkan
produktivitas industri tembakau dan rokok terutama di negaranegara penghasil tembakau. Penurunan produktivitas industri
dinilai dapat berdampak terhadap penurunan kesejahteraan
petani dan buruh tani tembakau dan cengkeh serta pekerja industri
rokok. Perdebatan terkait FCTC ini juga yang menjadikan Indonesia
hingga saat ini belum meratifikasi maupun menandatangani
FCTC. Besarnya jumlah produksi tembakau di Indonesia menjadi
pertimbangan utama dalam upaya pengendalian tembakau di
Indonesia.
Berkaca pada negara-negara penghasil utama tembakau
lainnya yang telah berhasil dalam implementasi pengendalian
tembakau dengan penurunan prevalensi merokok yang tetap
memperhatikan kesejahteraan petani dan buruh tani tembakau
dan cengkeh serta pekerja industri rokok, Indonesia membutuhkan
langkah-langkah strategis yang tepat untuk memperoleh win-win
solution bagi aspek kesehatan masyarakat dan sosio-ekonomi
sebagaimana yang telah berhasil dilakukan oleh negara-negara
lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan pelaksanaan studi yang komprehensif dengan melibatkan petani tembakau, petani cengkeh,
pekerja industri rokok, ahli tembakau dan cengkeh serta lembagalembaga terkait. Studi tersebut diharapkan dapat mengakomodir
aspirasi dan perspektif dari pihak-pihak terkait sehingga dapat
tercipta strategi mitigasi yang win-win solution dan solutif bagi
semua pihak di lintas sektor—kesehatan, pertanian, industri
dan ketenagakerjaan—dalam proses pengendalian tembakau di
Indonesia.
Kajian ini disusun dengan harapan dapat memberikan
pemetaan yang komprehensif pada kondisi umum pertanian
tembakau dan cengkeh serta pekerja industri rokok di
Indonesia. Dengan adanya pemetaan tersebut, diharapkan dapat
memberikan argumentasi yang akurat terkait dengan strategi
mitigasi perlindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi
petani tembakau dan cengkeh serta pekerja industri rokok dalam
pelaksanaan pengendalian tembakau di Indonesia