Konflik kesadaran dan perbuatan yang melangkahi batas, membuat Jeni menjauhi sang Khalik, sikap yang belum pernah terlintas, bahkan dalam angannya sekalipun. Kini ia merasa bukan bagian dari sesuatu yang suci, namun ia rela untuk melakukannya.
Hubungan terlarang itu semakin sulit ia hindari. Mukena itu telah ia campakkan. "Tuhan, mulai saat ini aku nyatakan Engkau tidak kuperlukan lagi! Namaku Siti Jenawar dan aku tak lagi menyembah-Mu.
Namun, apakah ia akan dibiarkan? Atau ini adalah rencanaNya?