

Iman (Ilmu-moral-amal-nasionalisme) : modal mileneial menaklukan dua dunia
Saiful Falah ; Hediansyah (editor)
Tersedia di:
Deskripsi
Rasulullah pernah menasihati Abu Dzar Al Ghiffari. Beliau bersabda, “Wahai abu Dzar, perbaikilah perahu, sesungguhnya laut itu dalam. Dan persiapkanlah bekal yang lengkap, sesungguhnya perjalanan itu jauh…” Perjalanan hidup manusia bagaikan pelayaran di tengah lautan. Sebuah perjalanan panjang yang tentu dipenuhi dengan berbagai ujian dan cobaan. Angin topan, badai, serta gunungan ombak selalu siap menghadang. Padahal laut itu dalam. Padahal manusia tidak bisa bertahan lama di dalam air. Maka pesan beliau, persiapkanlah bekal. Bukan sembarang bekal yang disiapkan. Tapi bekal yang kamil. Bekal yang lengkap. Tidak boleh asal-asalan. IMAN adalah warisan terbaik, harta pusaka yang dititipkan oleh para Nabi. Bekal mengarungi hidup yang penuh dengan cobaan. Maka IMAN yang ada dalam dada harus diisi dengan makna. Generasi muda saat ini tentu merasakan betapa derasnya arus perkembangan teknologi informasi. Mereka sangat butuh bekal. Sebagaimana Rasulullah menasihati Abu Dzar ribuan tahun lalu, nasihat itu kembali harus didengungkan. Perbaiki kapal! Siapkan bekal! Bekal apa? Bekal IMAN. “Coba deh, kamu perawatan sedikit biar lebih cerah kulitnya,” “Sepertinya kalau rambutmu dibuat lurus akan lebih cantik, ya,” Dan masih banyak lagi komentar dan tuntutan sosial yang mengharuskan kita tampil “cantik” berdasarkan standar kecantikan yang ada. Kamu pernah mengalaminya? Padahal standar kecantikan itu hanyalah standar yang dibentuk oleh media massa, oleh media sosial. Sampai-sampai semua sudut dan bagian tubuh kita harus sama persis dengan standar tersebut, barulah kita bisa dibilang cantik. Hmmm… agak sedih ya lihatnya. Padahal kita sebagai perempuan tidak harus mengikuti standar kecantikan yang dibentuk oleh media tersebut. Padahal kita sebagai perempuan punya ciri khas dan keunikan masing-masing. Kita hanya perlu mencintai kecantikan diri kita dengan sepenuhnya, menerima diri kita dengan sepenuhnya, dengan begitu kita mampu untuk bersinar. Buku ini akan mengajakmu untuk menciptakan dan mencintai kecantikan diri sendiri dengan pendekatan self-love. Dari buku ini kamu akan paham kenapa kita tidak perlu mengikuti standar kecantikan yang dibuat di luar sana dan lebih percaya diri tampil cantik apa adanya. Jadi, siapkah kamu untuk memancarkan kecantikan sejati dirimu?
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya

Keputihan Dan Infeksi Jamur Kandida lain
CLAYTON, Caroline

Samudera dunia dibawah air
SALAS, Laura Purdie ; RAHMAYANTI, Winny ; WARDHANI, Dwi Kartika ; PUTRI, W

Menggambar itu gampang : langkah demi langkah menggambar aneka hewan dan benda plus teknik mewarnai dengan krayon atau pastel
HARIANTO, Tri

Jalur Sutera Bagian 2 : Asia Tengah Perjalanan dari Osh ke Khiva
Erlangga Ibrahim ; Syahrizal Budi Putranto

Ayat-Ayat Api
Sapardi Djoko Damono

Resep Sehat Alami Wied Harry di Televisi
; Intarina Hardiman

Managerial Accounting
Nina Setyaningsih (Pengarang) ; M Azhari (Pengarang) ; Master Grafis (Pengarang)

Aneka percobaan ilmiah untuk anak
Lathifah

Pita Persahabatan
Nabila Izzati Zahirah

Meneladani manasik haji dan umrah Rasulullah
Bamuallim, Mubarak bin mahfudh (Pengarang)

Board Book Aku Cerdas : Ilmuwan dan Penemu Dunia
Veronica Winata (Pengarang)

Transitions to democracy
Anderson, Lisa (Pengarang)

Babad Jawi Kartasura 2
Sri Soeharini (Pengarang)

Boruto : Naruto next generations 12
Kishimoto, Masashi (Pengarang) ; Lenny (penerjemah) ; Sari (editor) ; Ikemoto, Mikio (penulis) ; Kodachi, Ukyo (penulis)
