Iman (Ilmu-moral-amal-nasionalisme) :  modal mileneial menaklukan dua dunia

Iman (Ilmu-moral-amal-nasionalisme) : modal mileneial menaklukan dua dunia

Saiful Falah ; Hediansyah (editor)

Ibadah (Islam)
Detil Buku
Edisi edisi pertama
Penerbit Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2022; © 2022, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Deskripsi Fisik xiii, 314 halaman : ilustrasi ; 23 cm.
ISBN 9786230031120
Subjek Ibadah (Islam)
Bahasa -
Call Number KC/297.6 SAI i
Deskripsi
Rasulullah pernah menasihati Abu Dzar Al Ghiffari. Beliau bersabda, “Wahai abu Dzar, perbaikilah perahu, sesungguhnya laut itu dalam. Dan persiapkanlah bekal yang lengkap, sesungguhnya perjalanan itu jauh…” Perjalanan hidup manusia bagaikan pelayaran di tengah lautan. Sebuah perjalanan panjang yang tentu dipenuhi dengan berbagai ujian dan cobaan. Angin topan, badai, serta gunungan ombak selalu siap menghadang. Padahal laut itu dalam. Padahal manusia tidak bisa bertahan lama di dalam air. Maka pesan beliau, persiapkanlah bekal. Bukan sembarang bekal yang disiapkan. Tapi bekal yang kamil. Bekal yang lengkap. Tidak boleh asal-asalan. IMAN adalah warisan terbaik, harta pusaka yang dititipkan oleh para Nabi. Bekal mengarungi hidup yang penuh dengan cobaan. Maka IMAN yang ada dalam dada harus diisi dengan makna. Generasi muda saat ini tentu merasakan betapa derasnya arus perkembangan teknologi informasi. Mereka sangat butuh bekal. Sebagaimana Rasulullah menasihati Abu Dzar ribuan tahun lalu, nasihat itu kembali harus didengungkan. Perbaiki kapal! Siapkan bekal! Bekal apa? Bekal IMAN. “Coba deh, kamu perawatan sedikit biar lebih cerah kulitnya,” “Sepertinya kalau rambutmu dibuat lurus akan lebih cantik, ya,” Dan masih banyak lagi komentar dan tuntutan sosial yang mengharuskan kita tampil “cantik” berdasarkan standar kecantikan yang ada. Kamu pernah mengalaminya? Padahal standar kecantikan itu hanyalah standar yang dibentuk oleh media massa, oleh media sosial. Sampai-sampai semua sudut dan bagian tubuh kita harus sama persis dengan standar tersebut, barulah kita bisa dibilang cantik. Hmmm… agak sedih ya lihatnya. Padahal kita sebagai perempuan tidak harus mengikuti standar kecantikan yang dibentuk oleh media tersebut. Padahal kita sebagai perempuan punya ciri khas dan keunikan masing-masing. Kita hanya perlu mencintai kecantikan diri kita dengan sepenuhnya, menerima diri kita dengan sepenuhnya, dengan begitu kita mampu untuk bersinar. Buku ini akan mengajakmu untuk menciptakan dan mencintai kecantikan diri sendiri dengan pendekatan self-love. Dari buku ini kamu akan paham kenapa kita tidak perlu mengikuti standar kecantikan yang dibuat di luar sana dan lebih percaya diri tampil cantik apa adanya. Jadi, siapkah kamu untuk memancarkan kecantikan sejati dirimu?
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Koleksi belum dapat dipinjam atau dibaca di tempat