JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Selimut debu :  impian dan kebanggan dari negeri perang Afghanistan

Selimut debu : impian dan kebanggan dari negeri perang Afghanistan

Agustinus Wibowo (Pengarang) ; Hetih Rusli (Penyunting)

Edisi Cetakan kelima
Penerbit Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2017; 2020
Deskripsi Fisik xiv, 461 Halaman : Ilustrasi ; 20 cm
ISBN 9789792274639
Subjek Traveling/ Kisah perjalanan
Bahasa Indonesia
Call Number 910.4 AGU s ; KC/910.4 AGU s

Tersedia di:

~Perpustakaan Jakarta - Cikini
Dapat Dipinjam: 5
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00005782887
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
910.4 AGU s
Storage Umum
00005782888
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00005782893
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
910.4 AGU s
Storage Umum
00005782898
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00005878804
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum
~Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Dapat Dipinjam: 5
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00006079427
Tersedia
Storage PDS HB Jassin - Penyimpanan Lantai 7
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00006079432
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00006079437
Tersedia
Storage PDS HB Jassin - Penyimpanan Lantai 7
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00006079442
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum
00006079447
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
910.4 AGU s
Koleksi Umum

Deskripsi

Pada tahun 2006, Agustinus mulai melintasi perbatasan antar negara menuju Afghanistan, dan selama dua tahun ia menetap di Kabul sebagai fotografer jurnalis catatannya di buku ini adalah hasil perenungan yang memakan waktu tak singkat. Selimut Debu akan membawa Anda berkeliling "negeri mimpi" yang biasa dihadirkan lewat gambaran reruntuhan, korban ranjau, atau anak jalanan mengemis di jalan umum sambil menapaki jejak kaki Agustinus yang telah lama hilang ditiup angin gurun, namun tetap membekas dalam memori. Anda akan sibuk naik-turun truk, mendaki gunung dan menuruni lembah, meminum teh dengan cara Persia, mencari sisa-sisa kejayaan negara yang habis dikikis oleh perang dan perebutan kekuasaan, sekaligus menyingkap cadar hitam yang menyelubungi kecantikan "Tanah Bangsa Afghan" dan onggokan debu yang menyelimuti bumi mereka. Bulir demi bulir debu akan membuka mata Anda pada prosesi kehidupan di tanah magis yang berabad-abad ditelantarkan, dijajah, dilupakan sampai akhirnya ditemukan kembali.

Ulasan

5.0

/5
(1)
1
0
2
0
3
0
4
0
5
1