Wathathitha : kumpulan puisi
Sosiawan Leak (Pengarang) ; Tia Setiadi (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
“Wathathitha” menjadi ucapan khas Rahwana manakala hendak berbicara. Jika kelewat gembira ia akan mengawali dialognya dengan mengucapkan “wathathitha” dalam nada tawa dan suara yang lepas (acap kali disusul dengan kalimat “bandhaku ya donyaku”). Demikian pula saat berada di puncak kemarahan, raksasa berkepala sepuluh itu akan meneriakkan ungkapan tersebut sebagai bentakan yang kuat, menghentak dengan karakter vokal kasar dan lepas. Dalam khazanah kebudayaan lokal yang berpengaruh pada ekspresi komunikasi dan mewarnai pola pengucapan bahasa daerah dari berbagai komunitas dan masyarakat tertentu, munculnya idiom, ungkapan, dan ucapan yang khas serta stereotipe semacam itu juga kerap menampakkan gejalanya. Sebagaimana yang terjadi di dunia pakeliran wayang (Jawa) dan dalam khazanah bahasa lokal, proses kreatif menulis puisi pun bisa dilakukan dengan bersandar pada hal-hal tersebut. Terlebih jika merujuk pada tuntutan bahwa setiap puisi yang lahir sebaiknya merupakan pengucapan yang khas serta mewakili ekspresi berbahasa dari masing-masing penyair. Sosiawan Leak