Membaca kumpulan puisi Maling Kondang karya Syarifuddin Arifin langsung mengingatkan saya pada dua sisi 'mata pisau' : 'kritik sosial', sebagaimana tercermin pada judul buku puisi ini, dan 'refleksi diri sendiri'. Yang pertama amat dibenci dan ditakuti oleh para penguasa otorirer, sejak dari Joseph Stalin sampai Soeharto, dan yang kedua menyirami 'gula' katarsis ke lubuk jiwa para pembacanya.