Melengkapi dan menjadi satu daging : inspirasi biblis bina keluarga
Surip Stanislaus ; Chris Subagya (editor) ; Michael Trias (editor) ; Rosa (ilustrator)
Tersedia di:
Deskripsi
Dalam hubungan antarpribadi seksualitas berperan sebagai cara mengada bagi yang lain misalnya sebagai suami-istri. Cara ini melegalkan hubungan seks sebagai ungkapan cinta dalam lembaga perkawinan. Namun menurut Plotinus materi itu buruk dan badan merupakan kubur jiwa, sehingga seksualitas dan perkawinan pun harus ditolak. Manikheisme juga mengajarkan bahwa manusia harus dibebaskan dari unsur kegelapan dengan mati raga termasuk pantang hubungan seks. Tertullianus memandang hidup selibat jauh lebih luhur daripada hidup berkeluarga, karena perkawinan dipandang sebagai penyerahan diri pada hawa nafsu daging. Bahkan Agustinus yakin bahwa hawa nafsu seksual dapat melumpuhkan dan menggelapkan akal budi, dosa asal juga diwariskan lewat hubungan seks. Thomas Aquinas menegaskan, apa pun yang melawan actio rationis (tindakan akal budi) itu buruk. Karena orgasme melemahkan dan menggelapkan akal budi, maka hubungan seks suami-istri hanya bisa ditoleransi sejauh untuk melanjutkan keturunan. Bagaimana Kitab Suci berperan dalam carut-marutnya pandangan tentang seksualitas dan perkawinan? Buku seri Inspirasi Biblis 2: Bina Keluarga ini menyajikan padangan Kitab Suci tentang seksualitas dan lembaga perkawinan yang mengaturnya.