Ada saatnya kau akan teringat padanya, pada waktu yang kau habiskan bersamanya, juga berbagai celoteh dan gelak tawanya. Namun, ketika saat-saat itu tiba, hatimu tak lagi merasa sempit dan kerelaan seperti mengisi setiap ruang di dalam dadamu.
Tak ada amarah, benci, atau cemburu..
Bukan karena kau sudah abai padanya, tapi karena hatimu sudah luas penerimaannya, telah ikhlas dengan segala yang telah ditetapkanNya. Sebab melupakan itu mustahil, maka menerima adalah jalan terakhir. Lagipula, daripada harus memaksa, lebih baik belajar menerima, bukan?