

Dua tahun kepemimpinan Gubernur Murad Ismail di mata anak muda
Ikhsan Tualeka (Pengarang) ; Ikhsan Tualeka, M. (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Murad Ismail adalah salah satu dari sedikit orang yang memiliki nyali super besar. Pernah berada di puncak kejayaan dalam karir, serta dikelilingi oleh ribuan anak buah yang super loyal sekaligus didukung anggaran operasional yang melimpah. Namun, Murad tidak silau dengan semua kenyamanan itu. Dia berhasil menaklukan dirinya, dan segera keluar dari zona nyaman, wilayah yang sudah dirintis lebih dari 30 tahun. Demi sebuah misi suci lain. Ya, Murad adalah salah satu putra terbaik Maluku yang sukses menembus pendidikan tinggi keperwiraan di institusi kepolisian tanah air pada tahun 1985, Sebuah prestasi yang entahy mengapa mulai jarang dicapai oleh generasi muda Maluku belakangan ini. Secara perlahan, dengan penuh kedisiplinan tinggi dan tekad kuat, ayah dari empat anak itu mulai menapaki karir yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Puncaknya, Murad dipercayakan oleh negara memimpin salah satu pasukan elit Kepolisian Indonesia dengan menjadi Komandan Korps Brimob selama tiga tahun, 2015-2018, yang kemudian dilanjutkan dengan menjabat posisi strategis sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri dengan dua bintang emas berada di pundaknya. Pencapaian itu. tidak lepas dari segala prestasi yang diraih bersama institusi negara yang identik dengan warna cokelat itu. Murad sebenarnya berpeluang untuk meraih posisi-posisi strategis lain dalam karir kepolisiannya. Dia bahkan juga berkesempatan mendapatkan koleksi bintang lebih banyak di pundaknya. Namun, demi sebuah pengabdian lebih besar dan luas, suami dari Widya Pratiwi itu memutuskan untuk meninggalkan semua itu, yang mungkin saja oleh sebagian besar orang adalah posisi rebutan yang kemudian akan dipertahankan mati-matian. Murad dengan segala konsekuensinya memutuskan untuk pergi tinggalkan zona nyamannya. Dia memutuskan untuk pensiun sebelum waktunya. Karena, ada cita-cita lain yang tidak kalah mulia untuk membangun bangsa dan negara seperti yang sudah dia lakukan selama berkarir bersama institusi kepolisian. Murad meninggalkan semua fasilitas, pangkat dan jabatan itu demi pengabdian adiluhung di tanah kelahiran, Maluku. Pengalaman dan petualangannya keliling Nusantara dianggap sudah cukup. Saatnya, pulang kampung, dan membangun Indonesia dari Maluku.
Ulasan
Buku Rekomendasi Lainnya

Asyiknya menunggu
NILANDARI, Ary

Keamanan Di Air Mark Elder
ELDER, Mark

Program P2TPD Vol 10 : Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
INDONESIA.Direktorat Jenderal OTDA

Otobiografi Malcolm X : Sang Negro yang merevolusi dunia Islam dan kemanusiaan
MALCOLM X

The miracle of story telling : mencerdaskan anak dengan dongeng dan cerita
LATIF, Muhammad Abdul ; BENNY, Yudha ; ABDUROHMAN, Dede

Jalan Terang Menuju Anugerah Illahi
Muhammad Farid Wajdi

Penyembuhan dengan jus
Hembing Wijayakusuma

33 Pesan Nabi : Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut
VBI_Djenggotten

Berakhirnya hak-hak atas tanah menurut sistem UUPA : (undang-undang pokok agraria)
PARLINDUNGAN, A.P. (Pengarang)

New Moon : Dua Cinta
Stephenie Meyer

Srengenge biografi Darwis Triadi
Atok Sugiarto (Pengarang) ; AN RAhmawanta (Ilustrator)

Life in five senses : how exploring the senses got me out of my head and into the world
Rubin, Gretchen (Pengarang)

Pemanggil Air (Kumpulan Air)
Jamil Massa (Pengarang) ; Tia Setiadi (penyunting)

Cintaku tuhanku
Dewi Motik Pramono (Pengarang)
