Reinterpretasi sabat : keluaran 20:8-11 (pendekatan teologi perjanjian lama posmodern dalam dialog dengan perbudakan modern perdagangan manusia)
Yohanes Rahdianto Suprandono (Pengarang) ; Ilonna Nydia Matheus (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Buku ini lahir dari hasrat penulis untuk memajukan ilmu biblika Perjanjian Lama di Indonesia, penulis menemukan karakteristik pendekatan teologi Perjanjian Lama dalam konteks sosiokultur posmodernisme yang ditandai dengan pembacaan secara radikal menggunakan metode dekonstruksi terhadap teks dan dekonstruksi terhadap tafsir teks yang sudah baku. Dalam memanfaatkan pendekatan Teologi PL posmedern dalam membaca ulang dan menginterpretasi kembali teks keluaran 20:18-11 tentang SABAT. Ditemukan bahwa tafsiran teologis sabat selama ini merupakan konstruksi dan dekonstruksi dari tafsiran Sabat yang bersifat normatif, legalistik, ritualistic, sosiologis, Teologis dan eskatologis. Tafsiran teologi sahabat secara dekonstruktif dilakukan pertama tama dari sudut leksikal gramatikal atas teks Perjanjian Lama dalam sejarah agama Israel, dari sudut kepercayaan agama Mesir yang memperbudak Israel maupun di masa kini ditinjau dari sudut perbudakan modern perbudakan manusia, dimana sabat dihapuskan, sabat dilupakan, diwajibkan dan dengan demikian Yahweh disingkirkan dari kehidupan sosial. Buku ini merupakan buah pikiran yang sangat berharga dan relevan, baik dalam ranah berteologi gereja maupun dalam membangun perspektif bermasyarakat masa kini. Buku yang sangat penting dimiliki dan dibaca oleh para praktisi pelayan gereja dan masyarakat umum.