Tukang bakso itu merasa dirinya punya hak istimewa sehingga ia jengkel ketika mendapati seorang pemuda sedang teler di atas kursi sukir. Tampaknya ia sedang mabuk. Mabuk agama. Ia meracau menyerukan kata-kata suci, menyebut-nyebut Tuhan dan surga, sambil matanya membelalak dan tangannya menuding si penjual bakso. Si tukang bakso mencubit pipinya: “Hai, kau masih di dunia. Ayo bangun, kerja. Jingan!”