Politik muka ganda : peran parpol menegakkan peradaban politik
Yasonna H. Laoly (Pengarang) ; A. Fathoni (penerjemah)
Tersedia di:
Deskripsi
Kata orang, politik itu busuk. Ruang yang berlumur kebengisan. Tak heran, ada sebagian orang yang anti terhadap politik. Mereka alergi, bahkan sekadar untuk membincangkannya. Tidak, sejatinya tidaklah demikian. Politik adalah arena perjuangan yang mulia. Di sana, orang bisa memperjuangkan keyakinan dan ideologi untuk meraih kesejahteraan bersama. Nyaris perjuangan di semua ranah, baik pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain, tak bisa ditegakkan tanpa perjuangan politik. Politik, sesungguhnya, adalah medan perjuangan mulia. Di situlah, hampir seluruh hajat hidup orang banyak ditentukan. Jika ada kebusukan dalam politik, itu sebenarnya bukan kebusukan politik itu sendiri, tapi para oknum politisi yang berperilaku busuk, dengan menunggangi keagungan politik. Mereka bersikap pragmatis-oportunis, yang bergerak dengan kendali keuntungan pribadi, dan abai terhadap kepentingan dan kemaslahatan banyak orang. Orang-orang inilah yang mencoretkan noda dalam politik, yang mempraktikkan “politik muka ganda”, tanpa dasar ideologi politik yang kuat. Ke mana angin keberuntungan mengarah, ke sana mereka berkerubung. Inilah yang menjadi sebab runtuhnya peradaban politik.