Hulubalang Raja.
Iskandar, Nur Sutan (Pengarang) ; Olin (penyelaras bahasa) ; Mirza (penyelaras bahasa)
Tersedia di:
Deskripsi
Ketika Raja Di Hulu mempertimbangkan putrinya, Ambun Suri, agar segera mempunyai pendamping, segera diundanglah para bangsawan sekitar daerah itu untuk mengadu peruntungan menjadi suami putri yang sudah terkenal kecantikannya itu. Hampir saja tiada yang beruntung, kecuali Sultan Muhammad Syah yang bertahta di kerajaan di Kota Hilir Inderapura. Lamaran Sultan Muhammad Syah diterima bukan karena Putri Ambun Suri tertarik kepadanya, melainkan karena dia adalah raja yang lebih berkuasa daripada Raja Di Hulu. Lamarannya tak dapat ditolak Ambun Suri, semata-mata karena ia ingin berbakti kepada orang tuanya. Pecahnya perang raja-raja di sekitar Sumatra melawan kompeni, konon, berawal dari kejadian tersebut. Sultan Muhammad Syah yang akan menikah dengan Putri Ambun Suri menjadi pergunjingan masyarakat. Mereka tak senang mendengar bahwa Sultan yang tamak itu akan mempersunting putri cantik yang berbudi. Sementara itu, Putri Kemala Sari, istri pertama Sultan Muhammad Syah, yang mendengar suaminya akan mempersunting Ambun Suri, teman sepermainannya sejak kecil, sungguh panas hatinya. Ia pun merencanakan untuk menggagalkan perkawinan itu. Siasat pun diatur. Ia lalu mengajak Ambun Suri mandi di sungai. Pada saat itulah, Kemala Sari mencelakakannya sehingga putri yang baik hati itu, hanyut tenggelam. “Putri Ambun Suri hilang-lenyap, mayatnya, kainnya atau mundamnya pun tiada bertemu, tiada tampak” (hlm. 36). Segala upaya dilakukan mencari Putri Ambun Suri. Namun, sia-sia. Ia bagai raib. Betapa marah Sutan Ali Akbar, kakaknya, setelah mengetahui bahwa penyebabnya tidak lain adalah istri Sultan Muhammad Syah. Ia pun tak dapat menahan kesabarannya hingga pecah pertempuran antara kedua raja itu.