memahami penulis perempuan muslim kontemporer Indonesia : representasi, identitas, dan agama perempuan muslim dalam fiksi indonesia
Diah Ariani Arimbi (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
Perempuan, gender, dan Islam akan senantiasa menjadi arena yang diperdebatkan karena lokus mereka dalam relasi dengan Islam cenderung problematik, terutama ketika status mereka diwujudkan melalui pandangan-pandangan praktek Islam. Bermacam-macam interpretasi Islam telah mendefinisikan, melokalisir dan bahkan menjebak perempuan dalam kategori-kategori khusus yang pemanen. Amina Wadud dan perjuangannya untuk mendobrak hegemoni patriarkal/Ifcih adalah sebuah contoh dari posisi problematik perempuan dalam Islam. Usahanya untuk menjadi seorang imam, dengan memimpin sholat Jumat di New York, memantik kontroversi yang kuat.1 Peristiwa di mana seorang perempuan memimpin sholat untuk kongregasi lelaki dan perempuan berakibat pada seruan-seruan protes dari pemimpin-pemimpin Muslim dan kaum terpelajar Islam. Akan tetapi, walau banyak dari kaum otoriter religius mengutuki perbuatannya, beberapa pihak justru mendukungnya. Apa yang telah diupayakan oleh Wadud jelas menghadirkan gender sebagai isu utama selagi keberadaan seorang imam perempuan yang memimpin sebuah kongregasi campuran masih terus diperdebatkan.