Menguak jejak leluhur orang Sumba di Lambanapu
Retno Handini (Pengarang) ; Truman Simajuntak (Pengarang) ; Harry Octavianus Sofian (Pengarang) ; I Made Geria (Pengarang) ; Myrtati D. Artaria (Pengarang) ; Unggul Prasetyo Wibowo (Pengarang) ; I Dewa Kompiang (Pengarang) ; I Made Geria (Pengarang) ; Mujiyono (Pengarang) ; Ginarto (Pengarang) ; Ngadiran (Pengarang) ; Dewi Kumoratih (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
Bibliografi : halaman 44-48 ; Sejak tahun 2016, para arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional berupaya melakukan ekskavasi di sebuah situs purba yang berusia sekitar 2.000 sampai 3.000 tahun. Situs Budaya Lambanapu di Sumba Timur terletak di antara pemukiman warga setempat, hanya 10 meter dari Kota Waingapu, lokasi tepatnya berada di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera. Situs budaya ini menjadi begitu penting karena dapat mengungkap bukti persebaran penutur bahasa Austronesia yang merupakan nenek moyang dari masyarakat nusantara. Perlu diketahui, austronesia merupakan satu rumpun bahasa yang menjadi induk sebagian besar bahasa daerah di Indonesia. Dituturkan oleh keturunan ras Mongoloid dari selatan Taiwan. Berbagai temuan mengejutkan terungkap, salah satunya adalah analisis tentang jejak leluhur orang Indonesia, terutama Sumba. Di dalam Situs Lambanapu di Sumba Timur ditemukan sebuah kotak yang berisi tulang belulang manusia dan hewan, tempayan kubur dari tanah liat, mangkok dari perunggu yang menjadi wadah kubur, manik-manik, serta mutiara.