Identifikasi bahasa dan kebudayaan etnik minoritas Kao
Endang Retnowati (editor) ; Manan, M. 'Azzam (editor)
Tersedia di:
Deskripsi
Menurut para Intelektual, bahasa berkaitan dengan kebudayaan. Kaitan itu juga tidak terlepas dari hubungannya dengan lingkungan sosial. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap kehidupan bahasa dan sebaliknya. Di desa Kao terdapat kondisi kebahasaan multilangualisme. Bahasa komunikasi antaretnik adalah bahasa Melayu Ternate. Penutur bahasa Kao berjumlah 36 orang, usia penuturnya yang paling muda adalah 40 tahun. Bahasa Kao tidak digunakan di berbagai ranah, seperti ranah pendidikan, ranah adat, dan ranah administrasi/pemerintahan. Lingkungan sosial demikian berpengaruh pada kehidupan bahasa Kao sehingga bahasa Kao dapat dikatagorikan sebagai bahasa yang terancam punah. Meskipun bahasa Kao dalam kondisi terancam punah, namun masih terdapat budaya tradisional etnik Kao yang dapat bertahan lama. Hal itu karena di dalamnya terdapat pandangan hidup etnik Kao yang masih dihayati oleh mereka hingga kini. Revitalisasi bahasa dan budaya etnik minoritas sebenarnya sangat diperlukan agar keberadaan keduanya sebagai hak asasi mereka tidak menjadi punah berhadapan dengan semakin terbukanya komunikasi global, baik melalui ekonomi maupun media massa, seperti televisi dan internet. Oleh karena itu, keduanya membutuhkan perhatian pemerintah/negara.