Sang pangeran dan Janissary terakhir

Sang pangeran dan Janissary terakhir

Salim A. Fillah (Pengarang) ; Irin Hidayat (Pengarang)

Fiksi Sejarah
Detil Buku
Edisi -
Penerbit Yogyakarta : Pro-U Media, 2019
Deskripsi Fisik 631 : ilustrasi ; 23 cm
ISBN 9786237490067
Subjek Fiksi Sejarah
Bahasa Indonesia
Call Number 813 SAL s
Deskripsi
Kyai Gentayu berjingkrak, menaikkan kaki depannya sambil meringkik riang dan sesekali melonjak. Surainya berkibar terentak selaras dengan tapak-tapaknya yang berkecipak. Dengan kepala mendongak, sang penunggang tetap dapat duduk tegak. Lelaki berperawakan tinggi lagi kacak itu tampak seperti sedang menari tandak. Gerak tubuhnya melenggak sesuai lenggok tunggangannya yang rancak. Di sekeliling kuda yang menjejak-jejak, para pengawalnya seirama berlari hingga tombak-tombak di tangan mereka turut meliuk bagai pusaran ombak.“Lihat Paman! Lihat sedulur sekalian!”, seru Sang Pangeran yang tiba-tiba memutar kendali kudanya sambil mengacungkan tangan ke arah Puri dan Masjid yang dikerumuk api. “Kediaman kita telah terbakar! Dan tiada lagi tersisa tempat bagi kita di atas bumi ini! Maka mari kita semua mencari tempat untuk diri kita di sisi Gusti Allah!”“Kami bersama Anda, Kangjeng Pangeran! Pejah gesang fi sabilillah!”, sambut para pengikut.“Dan demikian pula kalian, para Janissary terakhir?”, tanyanya meminta penegasan di sela ringkik Gentayu yang telah hendak berpacu namun dikekang.“Tentu, Pangeran... Kita adalah kaum, yang apabila bumi menyempit bagi kita, maka langit yang akan meluas untuk kita! Hiyaaaa!”, seru Nurkandam Pasha sambil melecut kudanya. Sang Pangeran tersenyum mantap, dan sekali dia lepaskan kekang Gentayu, dua lompatan kuda itu senilai tiga kali loncatan kawanannya.“Hiyaaa... Hiyaaa...”, serempak yang lain turut berpacu dan turangga-turangga terbaik dari Tegalreja itu berlari ke arah terbenamnya mentari sebelum membelok ke selatan menyusur tepian kali Bedog.
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Perpustakaan Jakarta - Cikini Dapat dipinjam: 1