Tentang apa yang tumbuh setelah hujan jatuh
Robert Ummam (Pengarang) ; Tesa Darma (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Patah hati selalu saja meninggalkan kenangan buruk, begitu juga dengan Kian. Viona, seorang gadis yang telah jauh masuk ke dalam hatinya, harus ia relakan untuk pergi. Bagi Kian, Viona selayaknya hujan yang sudah lama ia tunggu untuk membasahi hatinya yang ia rasa terlalu gersang. Kepergian Viona membuatnya kembali merasa hampa, ibarat lahan tandus kekeringan yang tiada harapan untuk dapat ditumbuhi sesuatu. Ia benar-benar sekarat. Pun ia mencoba memulihkan diri, hal itu takkan menjadi hal yang mudah. “Hal bodoh dari sebuah pertemuan adalah berharap tidak pernah dipisahkan.” Sebuah kalimat yang terekam begitu jelas di kepala Kian. Sebab itu, menjadi seorang penyendiri adalah jalan yang ia tempuh untuk membuang jauh-jauh segala rasa sakit yang merobek hatinya. Menyembunyikan diri dari dunia agar tak harus menghadapi pertemuan-pertemuan lain yang menurutnya selalu berujung sama, perpisahan. Namun, dalam perjalanannya, ia bertemu Sandra. Seorang gadis periang yang mampu menarik Kian dari dimensi yang begitu sepi. Tawa yang kerap kali diundang oleh Sandra, perlahan mengobati rasa sakit yang ia derita. Akan tetapi, di saat kebahagiaan sudah nyaris ia raih, Viona kembali hadir membawa berita yang jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya. Sebuah berita yang memaksa Kian membuang jauh-jauh Sandra dari hidupnya. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi di antara mereka? Lalu, bagaimana akhir kisah Kian, Viona, dan Sandra?