Purnama di Atas Pura menghimpun 15 cerpen Wayan Sunarta. Mulai dari “Mangku Teguh”, “Purnama di Atas Pura”, “Kekasih Menjelma Cahaya”, “Dua Kisah Sedih”, “Serenade Jakarta”, “Boneka Monyet”, “Lelaki Tua dan Tas Kresek”, “Muli Sikep”, “Naga Dasar Danau”, “Pondok Bambu”, “Pulang”, “Gadis Warung Kopi”, “Lembah Batur”, “Tajen”, hingga “Aryati”.
“Disadari atau tidak, dan memang terbukti mendominasi kumpulan ini, pengarang justru lebih terobsesi untuk mengisahkan tokoh-tokoh penuh kecewa dan bernasib malang karena kasihnya yang tak sampai, atau pengharapannya yang harus kandas di tengah jalan,” komentar Warih Wisatsana pada esai penutup buku ini yang berjudul “Tokoh-Tokoh Rekaan dan Pengarang Tiran”.