Kasih menembus badai :  menimba inspirasi dari karya heroik Minnie Vautrin, pahlawan tragedi Nanjing

Kasih menembus badai : menimba inspirasi dari karya heroik Minnie Vautrin, pahlawan tragedi Nanjing

Josef Purnama Widyatmadja (penyunting) ; Yusak Soleiman (Pengarang) ; David Widihandoyo (Pengarang) ; Hendri Wijayatsih (penyunting) ; Suryaningsih Mila (Pengarang) ; Mery Koliman (Pengarang) ; DIdik Christian Adi Cahyono (Pengarang) ; Zakaria J. Ngelow (Pengarang) ; Rudiyanto (Pengarang) ; Judith Lim (penyunting)

Sejarah China Tiongkok Modern 1937 -- Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Detil Buku
Edisi Cetakan pertama, 2023
Penerbit Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2023; ©2022 Yayasan Bina Karya Sosial (YBKS)
Deskripsi Fisik xiv, 174 halaman : ilustrasi ; 23 cm
ISBN 9786234150810
Subjek Sejarah China Tiongkok Modern 1937 -- Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Bahasa Indonesia
Call Number KC/951 JOS k
Deskripsi
Secara khusus buku ini membahas kiprah Wilhelmina “Minnie” Vautrin, seorang misionaris Kristen sekaligus guru di Perguruan Tinggi Wanita Ginling di Nanking, China. Wanita yang lahir pada 27 September 1886 ini menjadi saksi mata kebrutalan bala tentara Jepang terhadap warga sipil di kota Nanking pada tahun 1937. Berulang kali wanita yang akrab dipanggil Minnie ini melakukan negosiasi serta membuat keputusan strategis yang berhasil menyelamatkan banyak orang yang berlindung di Ginling. Tidak heran kalau kemudian ia dijuluki “The American Goddess” dan “Dewi Kwan Yin dari Kota Nanjing”. Dalam pemaparannya, Josef Purnama Widyatmadja mengingatkan betapa banyaknya persoalan yang ada di sekitar kita. Manakala kita diperhadapkan pada suatu masalah, di situlah kita dituntut untuk bisa menjadi pembawa kasih dan pengharapan. Bahwa sosok seperti Minnie yang notabene adalah seorang wanita bisa melakukannya, artinya sikap dan tindakan tersebut bersifat lintas gender. Bisa dilakukan pria maupun wanita. Sesuatu yang berlawanan dengan konsep kepahlawanan yang selama ini lekat dengan maskulinitas. Sementara itu Pdt. Martin L Sinaga, D.Th dan Pdt. Ira Imelda, S.Si., M.Th. menyoroti bagaimana peperangan kerap menjadi suatu medan pelanggaran hak azasi manusia. Dalam berbagai konflik, wanita secara khusus kerap menjadi sasaran eksploitasi dengan tujuan merendahkan harkat dan martabat komunitas tertentu. Apapun alasannya, hal seperti ini tentu tidak bisa dibenarkan, apalagi dibiarkan. Umat Kristen secara personal dan gereja secara institusi harus mampu membawa pembaruan. Membawa terang, kasih, dan pengharapan melalui tindakan nyata.
Pinjam Buku Ini
Buku ini dapat dipinjam/dibaca di:
Koleksi belum dapat dipinjam atau dibaca di tempat