Senyum yang tak lagi sama : penulis, Kartika Dwi Astuti ; penyunting, Fitra Wahyudi
Kartika Dwi Astuti (Pengarang) ; Fitra Wahyudi (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Gadis itu bernama Salwa Anindya. Dia menyukai hujan, terutama saat cahaya lampu jalanan yang biasa ia lihat di balkon lantai 2 rumahnya itu berpendar, lalu bersatu membentuk siluet mengagumkan dengan air hujan. Bagi seorang anak perempuan, tak ada patah hati yang lebih menyakitkan dari ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya, yaitu seorang ayah. Banyak yang mengatakan bahwa seorang ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Dan bagi Nindya, ini bukan sekadar patah. Jika diibaratkan dengan seorang musafir di tengah padang tandus, ia sedang sekarat. Sumber air yang selama ini menghidupinya, dan menyegarkan dahaganya telah kering, tak menyisakan sedikit pun penghidupan baginya. Bagi Nindya, Papa adalah sayap yang akan menerbangkannya pada surga-Nya. Namun, bagaimana mungkin pintu-pintu surga itu akan ia capai, jika sayap-sayapnya saja telah patah? Setelah ujian-ujian yang menyapa hidupnya, mampukah Nindya menebas ketidakberdayaannya? Mampukah gadis itu bertahan tanpa kehadiran orang-orang yang dicintainya? Mampukah Nindya berdamai dengan segala rasa sakit itu?