Kesunyian adalah sebuah orkestra sekaligus sumber dari segala suara yang ada. Tanpa kesunyian, bagaimana sebuah suara dapat terdengar? Di dalam kesunyian, kita temukan keheningan sebuah jalan pada kawisesan semesta. Melalui ragam kata, kita mengagungkan keheningan yang khidmat, khusyuk, ataupun damai. Dari keheningan itu juga, kita melihat diri sendiri sebagai semesta kecil yang terhubung pada dunia sebagai semesta besar. Pernah merasakan hal ini, “takut menjadi dewasa?” Di dalam filsafat India terdapat istilah yang disebut sebagai sunyata atau kekosongan. Namun, kekosongan yang dimaksud tidak merujuk pada kehampaan atau ketiadaan, melainkan kesemestaan itu sendiri. Kesemestaan yang dimaksud adalah bahwa setiap elemen di alam semesta saling memberi kontribusi untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan agar sesuatu dapat terjadi, termasuk juga bagaimana buku ini diciptakan. Jika kamu mampu melihat secara mendalam, kamu akan menyelami bagaimana banyak pemikiran besar yang telah membentuk dan menginspirasi penulis dalam menulis buku ini. Di dalam buku ini, Penulis melihat dan menyungguhkan sebuah perjalanan panjang mengenai diri Penulis dalam sepuluh tahun terakhir. Mengenai pergumulan, Penulis sebagai seorang manusia biasa yang dapat marah, tertawa, hingga kadang menemukan ada kearifan dalam hidup. Akhir-akhir ini, Penulis banyak mendengar pernyataan banyak kawan mengenai “takut menjadi dewasa.” Hal itu juga pernah Penulis alami dalam kehidupan penulis. Namun, pada akhirnya Penulis percaya bahwa menjadi dewasa itu indah karena kita bertumbuh dan menjadi lebih bijaksana daripada hari kemarin.