Kapal besar itu melaju, spontan sembari bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti hantaman ombak yang tak pandang bulu, persis seperti laki-laki tambun yang sedang menari Tango. Di atas selasar itu, pikiran Alwi menerawang kembali ke Semarang, ke kota yang mengingatkannya pada seorang wanita, Alwi membayangkan Amina, istrinya, yang mungkin kini tengah kebingungan menanti kabar tentang dirinya.