”Protokoler keagamaan” yang banyak sekali ’printilannya’ malah membangun hijab antara manusia dengan Tuhan. Berbagai tata-cara peribadatan malah membuat umat merasa asing pada Sang Mutlak. Akibatnya, manusia gagap memahami Tuhan. Manusia tersesat, tak tahucaranya menuju Tuhan yang benar-benar Tuhan, yang tak terkonsepsikan, yang hanya bisa diimplementasikan dalam cinta dan laku kebaikan. Sebab, umat kadung dicekoki oleh ”tuhan-tuhan” palsu, penjelmaan hawa nafsu yang berhasil mengecoh akal sehat.