Kapan aku boleh bicara?
Afrizahan (Pengarang) ; InnerChild (Ilustrator)
Tersedia di:
Deskripsi
Apa yang Anak Ucapkan adalah Apa yang Ia Dengar. Bahasa yang diucapkan anak adalah apa yang sering ia dengar di rumah. Bayangan jika yang anak-anak dengar adalah kata kasar dari orang tuanya. Jangan heran jika ia mengatakan ucapan yang sama saat bermain dengan kawan-kawannya. Mirisnya, anak yang sudah baik lisannya dengan didikan penuh adab di rumah, pun bisa berubah. Ia "terkontaminasi" saat bermain dengan kawan di luar rumah. Mengingat, apa yang diucapkan anak adalah apa yang ia dengar. Tentu sulit mengontrol apa saja yang anak dengar. Terlebih, jika Ananda sudah beranjak besar, gemar bermain ke luar rumah, terlebih saat usia sekolah. Jika sudah demikian, kalimat yang keluar bukan lagi bahasa rumah, namun bahasa dari pergaulan. Orang tua memang tidak bisa mengontrol segalanya, namun orang tua bisa membentengi anak dengan adab. Walhamdulillah, Islam begitu detailnya mengajarkan semua aspek kehidupan. Inilah yang bisa kita ikhtiarkan sebagai orang tua: menanamkan adab pada anak, kemudian anak memiliki filter yang kuat dalam menyaring apa saja yang ia dengar, maka lisan yang ia gerakan dipenuhi adab dan etika. Maka bersyukurlah ketika suatu hari anak akan membuat "laporan": "Bunda, tadi si A ngomong begini terus aku nasihati kalau itu nggak boleh", "Ayah, tadi si B ejek aku tapi aku diam dan sabar seperti Rasulullah." Ikhtiar kita menanamkan adab lisan pada anak, tentu ada banyak cara. Buku *"Seri Adab Lisan"* hanyalah salah satu upaya tersebut. Semoga Allah memberi kita kemudahan dalam mendidik anak-anak dan membentengi mereka dengan adab mulia.