Lembaga kepemimpinan tradisional warisan luhur kesultanan Buton
Ruslan Rahman (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
Parabela nampaknya bertumpu di atas adat. adat ini diwariskan dari nenek moyang mereka ini masih nampak diwarnai dengan kepercayaan-kepercayaan pra Islam. Parabela dapat mempertahankan keberadaanya melalui berbagai ritual-ritual masyarakat. Ritual-ritual ini merupakan pencerminan kepercayaan mereka tentang alam gaib. Melihat kepemimpinan parabela nampak bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh parabela bersifat adimanusiawi, meta empiris sehingga disebut juga kekuasaan religius. Hal ini dapat di lihat pada proses pemilihan sampai dengan pelantikan, dimana proses pemilihan calon dilakukan oleh masyarakat namun penentuan akhir siapa yang terpilih ditentukan oleh roh nenek moyang melalui suatu prosedur ritual yang disebut "kilala". Inti paham kekuasaan religius ialah, kekuasaan (kekuasaan politis) bersifat adimanusiawi, adiduniawi, berasal dari alam gaib termasuk yang ilahi. Karena bersifat demikian maka dalam paham kekuasaan religius tidak ada dasar dari masyarakat untuk menuntut suatu pertanggung jawaban. Dengan kata lain dimana kekuasaan di pahami sebagai realitas religius maka paham atas tuntutan legitimasi etis tidak dapat muncul. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa, walaupun parabela memperoleh kekuasaan atas restu dari alam gaib (nenek moyang / dewa), ia tetap harus memiliki kewajiban mempertanggung jawabkan kepemimpinannya di masyarakat.