Bentala Sella
Akaigita (Pengarang) ; Miranda Malonka (penyunting) ; Raya Fitrah (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Saat bisnis sayuran Sella menghadapi pesaing baru yang licik, seorang laki-laki dari masa lalu Sella mendadak muncul kembali dan menawarkan bantuan. Laki-laki itu berjanji akan membuat Sella menduduki puncak piramida petani urban di kotanya. Namun, bukan Pasha namanya jika hanya menawarkan bantuan gratis. Sella diharuskan menguntit seorang anak bernama Lionel Messi terlebih dahulu. Iming-iming itu terdengar realistis pada awalnya, hingga seseorang dengan kekuatan tak terbatas ikut campur dalam permainan mereka. Kini, di saat bisnis mereka berada di ambang kehancuran, Sella juga harus berhadapan dengan pergulatan perasaannya. Apakah sebaiknya Sella akur saja dengan Pasha supaya bisnis bisa berjalan kembali, ataukah sejak awal mereka memang harus berpisah jalan? Prolog: “HIDUPMU nggak seharusnya mentok di rumah kaca seperti Sella,” kata orang-orang yang kukenal kepada anak-anak mereka. Sella itu aku. Entah kenapa, orang-orang itu berpikir aku contoh buruk yang tidak patut ditiru. Namun memangnya aku peduli? Aku tidak peduli kepada siapa pun dan apa pun, kecuali sayur-sayuran di rumah kacaku, yang setiap pagi harus diberi nutrisi tambahan dan diperiksa kesehatannya. Setelah mengusir ayam tetangga yang hobinya buang hajat di pekaranganku, aku membuka pintu rumah kaca. Apa yang terlintas di pikiranmu pertama kali saat mendengar “rumah kaca”? Rumah yang terbuat dari kaca? Salah. Rumah kacaku terbuat dari plastik anti-ultraviolet. Tidak besar-besar amat, hanya memenuhi sisa pekarangan di sebelah rumahku. Kami menanam berbagai sayuran hidroponik di rumah kaca dengan tiga ribu lubang tanam ini.