Tren pariwisata yang kini tengah naik daun berimbas pada berbagai faktor, salah satunya di bidang arsitektur. Pengembangan fasilitas baru berupa "Rumah Wisata" dengan desain yang baik menjadi upaya dalam pengembangan pariwisata nasional. Keunikan yang ditawarkan pada wisatawan berupa kesempatan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan masyarakat dan penghuni. Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif baru saja menyerahkan hadiah total Rp 1 miliar kepada 10 pemenang Sayembara Arsitektur Nusantara untuk rumah wisata. Pemerintah RI sejak 2013 mencanangkan pembangunan 100 ribu rumah wisata berarsitektur Nusantara yang akan dibangun di 10 destinasi prioritas, demi mengejar target kunjungan 20 juta wisman dan 275 juta pergerakan wisatawan Nusantara. Rumah wisata merupakan pengembangan wisata perdesaan di desa-desa wisata dengan konsep low-cost tourism (LCT) yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Ini untuk mewujudkan wisata dengan akomodasi yang murah dan mudah. Buku Rumah Wisata Nusantara merupakan dokumentasi hasil karya pemenang dari Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara yang menampilkan karya desain yang terinspirasi dari 10 destinasi wisata prioritas (Danau Toba, Tanjung Kelayan, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai). Buku ini dapat menjadi inspirasi bagi para arsitek dalam merancang rumah dengan luasan terbatas yang berangkat dari berbagai gaya arsitektur tradisional Nusantara.