My Universe
Giantara Alam (Pengarang) ; Laras S.K., Nomena Titi Sandra (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Tadinya, gue termasuk orang yang menjalani hari sebagaimana hari itu berjalan. Dalam artian, gue selalu berusaha hidup di hari itu, tanpa terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu yang ada di depan. Tapi,semua itu berubah tahun 2016, tahun yang gue kira bakalan jadi momen terendah dalam hidup. Gue masih ingat dengan jelas wajah nyokap malam itu, entah dari mana nyokap punya kekuatan dan keberanian buat senyum. “Bang, kalau Ibu nanti meninggal gimana?" Gue yang lagi tiduran di pangkuan nyokap nggak bisa langsung jawab. Karena ini kali pertama nyokap kasih gue pertanyaan kayak gitu dan gue menangkap ada yang berbeda dari cara bicara nyokap, seperti menyiratkan sesuatu yang sudah lama disembunyikan. Nyokap kembali bersuara, masih dengan nada dan cara bicaranya yang selalu menghangatkan. "Abang, nggak akan ada yang benar benar siap dengan kepergian orang lain. Apalagi kalau kepergiannya diharap nggak pernah terjadi. Tapi, kalau sewaktu-waktu Ibu harus pergi, Abang harus tetap hidup sebagaimana mestinya. Ya?" "Bu, abis makan apa, sih? Kok tiba-tiba ngomong gitu?" Saat itu, gue langsung duduk bersila di atas kasur nyokap. Dan detik berikutnya adalah waktu yang gue harap bisa dihapus. Detik ketika nyokap akhirnya bilang, “Ibu kena kanker timus, Bang." Gue pernah dengar tentang kanker, ada banyak jenisnya, tapi sebanyak yang pernah gue denger, penyakit yang disebut nyokap ini sangat asing. Bahkan ketika malam itu gue dijelasin nyokap dan setelahnya masih cari tahu sendiri di internet, tetap nggak ngerti. Hal yang dipahami adalah penyakit ini langka dan mematikan. Iya, mematikan dan gue sempat denial dengan kata itu. Setelah malam itu, gue selalu mengkhawatirkan hari esok, karena gue tahu dengan pasti kondisi nyokap sedang tidak baik-baik saja.