Esai-esai di dalam buku ini memperbincangkan dan berangkat dari
pembacaan teks, entah teks sastra maupun musik (lagu) tertentu. Hampir semuanya
menempuh satu perspektif sama, yaitu semiotika –meskipun perlu diimbuhi sebuah catatan: jangan terlalu berharap bahwa perspektif ini dijalanai oleh Kris Budiman dengan ketat (rigit) sebagaimana biasa dapat dibaca pada buku-bukunya terdahulu. Di dalam himpunan esai ini
semiotika telah menjadi relatif cair dan longgar; ia menjelma sebagai soft semiotics.