Maskulin
Jung, Carl Gustav (Pengarang) ; Aquarina Kharisma Sari (Penerjemah) ; Yus R. (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Berdasarkan identitas gender, setiap individu manusia, perempuan maupun laki-laki, memiliki potensi sifat keperempuanan (feminity) dan kelaki-lakian (masculinity) dalam kadar tertentu. Kedua sifat tersebut dapat dikembangkan oleh individu dengan stimulasi tertentu. Dengan identitas ini, tidak harus terkejut manakala banyak perempuan yang memiliki sifat yang selama ini dianggap sebagai sifat laki-laki, juga sebaliknya. Keperempuanan perempuan, atau kelaki-lakian laki-laki berdasarkan peran gender hendaknya tidak diperdebatkan, dan karena itu, polarisasi tugas dan peran yang dikotomis, yang membedakan sangat ekstrim untuk perempuan atau laki-laki, akan melahirkan penyakit psikologis bagi keduanya. Menurut Jung, perempuan atau laki-laki yang mengembangkan kedua sifat tersebut lebih sehat secara psikologis. Gen yang dimiliki manusia selalu berbentuk pasangan. Tiap gen dalam pasangan itu mempunyai asal yang berbeda, satu dari kromosom sel sperma dan satunya lagi dari kromosom sel telur. Setiap anak hanya menerima setengah dari gen masing-masing kedua orangtuanya. Atas dasar inilah Jung menyimpulkan bahwa dalam diri manusia mempunyai aspek feminin dan maskulin.