Di bawah panji Estergon : hubungan kekhalifahan Turki Utsmani dengan Kesultanan Demak pada abad XV-XVI M
Kasori Mujahid (Pengarang) ; Katno (Pengarang)
Tersedia di:
Deskripsi
70% Sejarah yang Kita Baca adalah Hasil Manipulasi Penjajah Kita ini dijajah bangsa Barat, sejak abad ke-14. Dijajah itu artinya barangmu dirampas, kebunmu direbut, pikiranmu diperdaya, pengetahuanmu ditutup-tutupi. Dan itu berlangsung hingga sekarang. Jadi yang kalian baca di koran, di buku-buku itu, ketahuilah, bahwa 70% dari semua itu kalian itu diperdaya. Termasuk 70% dari yang kalian pelajari di sekolah, itu semua adalah hasil dari manipulasi fakta sejarah oleh penjajah. Maka kita perlu cari terus mana yang benar. Cak Nun ------------ Saya yakin sebagian dari Anda pasti terkejut mendengar pernyataan tersebut. Sama, awalnya saya juga. Selama ini kita diajari bahwa: - Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, - Orang-orang pribumi itu pemalas, - Majapahit runtuh karena ulah Kesultanan Demak, - Walisongo hanyalah dongeng, mitos, dan legenda. NO! Semua itu hanyalan mitos yang diciptakan penjajah Belanda! Mereka melakukannya bukan tanpa tujuan. Setelah kalah di Perang Diponegoro, Belanda merekayasa sejarah Nusantara untuk memadamkan semangat perlawanan bangsa pribumi. Kalau kita mau melihat lebih jeli, sejarah baru versi Belanda ini sering sekali berisi kisah yang memecah belah (Majapahit vs Demak, Sunda vs Jawa, Santri vs Abangan, dll), serta mendiskreditkan Islam dan para penyebar dakwah Islam, termasuk salah satunya Walisongo. Maka jangan heran, sampai saat ini kita tidak banyak mengenal sejarah peradaban Islam Nusantara di buku yang kita baca. Minim sekali. Kalaupun kenal, yang kita tahu lebih banyak soal mitos yang identik dengan karomah, dan keajaiban. Sejarah Wali Songo misalnya, jika tidak dinarasikan berlebihan, malah dijadikan bahan olokan oleh sebagian orang untuk merujuk sebuah kepercayaan agama yang berbau tahayul dan tidak rasional. Padahal... Periode Kesultanan Demak dan setelahnya (Abad ke-15 dan 16) adalah periode yang sangat menentukan dalam sejarah nusantara. Pada masa-masa itu, ketika Barat mulai mendominasi perdagangan, mereka melakukan ekspansi dagang ke Nusantara sebagai bentuk perluasan ladang pertempuran baru dari Perang Salib. Di satu sisi, Nusantara mengalami periode transisi sosial dan budaya. Ketika Islam mulai gencar disyiarkan, dan agama-agama lama perlahan ditinggalkan. Apalagi banyak kemajuan peradaban yang terjadi di masa itu. Demak menjadi importir kapal dengan reputasi kelas dunia. Bahkan, Turki, sebagai salah satu super power dunia saat itu, mengimpor kapal dari Demak. Nah, kali ini ada sebuah buku yang memang dihadirkan untuk menguak tabir sejarah yang tidak banyak diungkap tersebut. Kalau kata Prof. Dr. Sri Marghana, M. Phil. dari Dept. Sejarah FIB UGM Yogyakarta, jalan sulit, upaya dan pengorbanan yang tak mudah telah ditempuh Penulis untuk membuka tabir lebih jelas tentang sejarah Nusantara di periode yang sangat menentukan tersebut (abad ke-15 dan 16). Buku ini berupaya menjawab misteri yang selama ini memantik rasa penasaran para pemerhati sejarah: 1. Benarkah ada hubungan antara Turki Utsmani dan Kesultanan Demak? 2. Bagaimana bentuk dan pola hubungannya? 3. Apa kepentingan Kesultanan Demak & Turki Utsmani menjalin hubungan? 4. Benarkah Majapahit runtuh karena Demak? 5. Adakah peran ulama dari berbagai dunia dalam pendirian Kesultanan Demak? 6. Apa hubungan Raden Fatah dengan Muhammad Al Fatih? Dan masih banyak lagi yang mungkin tidak banyak diketahui atau sengaja ditutup-tutupi