JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Transestetika 1 :  seni dan simulasi realitas

Transestetika 1 : seni dan simulasi realitas

Yasraf Amir Piliang (Pengarang) ; Taufiqurrahman (Penyunting)

Edisi cetakan pertama
Penerbit Yogyakarta : Cantrik Pustaka, 2022; © Cantrik Pustaka, 2022
Deskripsi Fisik 344 halaman : ilustrasi ; 20 cm
ISBN 9786236063347
Subjek Seni / Estetika
Bahasa Indonesia
Call Number 700 YAS t

Tersedia di:

~Perpustakaan Jakarta - Cikini
Dapat Dipinjam: 2
Baca di Tempat: 1
Sedang Dipinjam: 0
00006287977
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
700 YAS t
Koleksi Umum
00006287982
Tersedia
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5
700 YAS t
Koleksi Umum
00006287987
Baca di tempat
Cikini B 9618 PQW - Mobil pusling
700 YAS t
Koleksi Umum
~Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Dapat Dipinjam: 2
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00006287992
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
700 YAS t
Koleksi Umum
00006287997
Tersedia
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5
700 YAS t
Koleksi Umum

Deskripsi

Bibliografi: halaman 328-336 ; Indeks: halaman 337-344 ; Seni tidak bisa berbuat apa-apa tanpa selera, kata Clement Greenberg. Di telatah dunia yang kian mengglobal, selera dengan cepat bertukar tempat, pengaruh-memengaruhi, mudah menggelinding dan menggumpal menjadi “konsensus selera”. Konsensus selera hadir dengan tengara yang tidak pernah stabil; persis ketika ia menjadi konsensus, pada titik itu juga ia siap-siap menyambut kehadiran—dan dengan segera akan mengalami—“disensus”. Hubungan yang tidak stabil antara pembentukan “konsensus” dan “disensus” dalam jagat selera memunculkan apa yang disebut penulis sebagai “demokratisasi selera” dalam seni. Memahami bagaimana demokratisasi selera bekerja di dalam gelanggang penciptaan karya seni adalah kunci untuk memasuki rimba tafsir yang lebat yang tidak mungkin ditembus secara utuh hanya dengan bekal satu atau dua pemaknaan. Karena itulah, kajian tentang seni belum dapat dianggap tuntas bila tidak mengakses selera sebagai titik paling pangkal dalam relasi antara karya seni dan manusia sebagai ‘subjek’ dari karya seni tersebut. Buku jilid pertama ini hadir dalam rangka mengakses internalitas selera yang menghasilkan karya seni sekaligus memainkan peran interpretatif atasnya. Ini tidak akan pernah bisa dihindari karena pada dasarnya: seni adalah kendaraan makna, dan selera bahan bakarnya.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!